Selasa, 14 Juli 2009

pencipta dan penikmat cinta

Aku melihatmu seperti seekor cacing yang kepanasan.Pertanyaanku kau jawab dengan rintih yang sangat mengusik telingaku.Hufff... biasa sajalah! tak perlu kau muntahkan semua.kau anjak lentangmu..
seketika kau mencekik leherku,mukamu merah padam,pandangmu tajam menatap masa depanku.
"ini untukmu bangsat... bangsat!!!"
ow.. ow.. kita telah lama berbagi ditagih,batahku..
kaupun melaepas lingkar paksamu darimajiku,menghela nafas panjang,sepanjang perjalanan yang mengelupaskan resah.
Bangunkan aku teman...
bangunkan aku dari rasa ini,aku muak pada diri yang meringkik ringkik...
papah aku,seperti kau papah bayangmu sendiri.
Aku yang masih membencimu mencoba mengulurkan tangan yang telah menjadi sayap.

Aku tak pernah melihatmu tersedu,mengucurkan asamu yang patah menjadi debu.Ahirnya aku memelukmu dan debu mengotori imanku. kau terus kucurkan liurmu hingga tembus hati
aku seloroh telah kecup kening malam dan menjadikanmu kebencian disenyum kembali pada sekaratnya waktu.ku sebut cinta karena akulah pencipta dan penikmat cinta.

untuk waktu yang takmampu kuraih kembali.

Label:

1 Komentar:

Anonymous me_myself mengatakan...

apa kata perasaan soal marah
marah hanya kenal dengan penolakan dan perasaan hanya peka soal kekecewaan
bagaimana dengan menerima apa adanya
adakah itu berarti tak memuntahkan marah atau melupakan kepekaan soal kekecewaan
atau bahkan membuang keduanya...
jika aku bintang,ku hanya ingin cahayaku terang
jika aku bulan,ku hanya ingin terus dapat bersinar
karena aku marah dan perasaan maka kuhanya ingin helaan nafas yang dalam...

22 Juli 2009 pukul 19.39  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda