sajak berpuisi
"boeng... sesunyi inikah rimba tanpa sajakmu"
"biar puisi bicara lewat lidahnya sendiri.
tak perlu kita acak otak untuk setumpuk bahasa yang rancak...
"diam...,biar ia mengalir disungai sungai darah dan gunung gunung dagingmu,bersemayam dalam jantungmu,membakar jiwamu menyala.
"sajakmu seperti hujan yang menetas tetesan dari mendung"
"hanya syair picisan boeng...
tapi ini puisi yang hati,sewangi melati taman sorgawi"
"sekuntum melati,berbijilah setangkai padi...."
(21.jan.09 djosef ramadhan/nieman...)
"biar puisi bicara lewat lidahnya sendiri.
tak perlu kita acak otak untuk setumpuk bahasa yang rancak...
"diam...,biar ia mengalir disungai sungai darah dan gunung gunung dagingmu,bersemayam dalam jantungmu,membakar jiwamu menyala.
"sajakmu seperti hujan yang menetas tetesan dari mendung"
"hanya syair picisan boeng...
tapi ini puisi yang hati,sewangi melati taman sorgawi"
"sekuntum melati,berbijilah setangkai padi...."
(21.jan.09 djosef ramadhan/nieman...)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda