Renungan II
Saat ini kemala tertiup dan kabut pekat menyangga udara.
Musim bercadar,
Bayang berjalan penuh lubang lubang luka ditubuhnya
Dibawah pohon besar yang dingin merindang,
darahnya membercak menetaskan kata dan rahasia.
Seorang bayang bayang,kakinya lemah,pandangnya pudar,
mulutnya bergerak lamban tersumpal patahan kata kata.
"Kita telah jauh dari rumah tuhan"
Lelaki tua bersimpuh dekat mihrab,
dimalam legang ia mencari cari malaikat tuk bertanya.
"kemana mereka pergi...?
kemana senandung syahdu LILLAH"
ketika manusia berhadapan dengan TUHAN
dari setiap penjuru,sisi..
berkumpul berjalan dalam kabut..
melintas daerah daerah,
makam makam
sungai dangkal
dan kita jadi bayang bayang luka!
"Dimana hati kita biasa berteduh?"
Bercak darah ditanah menggulung kata kata rahasia..
Mengandung badai dalam angin
mewariskan gunung dan lembah.
Malampun datang berselimut satu warna,
antara bumi dan udara.
Bayang itu duduk dalam keperihan
meraba raba lubang,luka luka menganga.
Dalam kurungan nafas yang tertinggal
seorang bayang bayang melanjutkan sisa kata kata
"dalam gelap ini kita tidak melihat apa apa..
desir angin dari berbagai arah terdengar
bukan desir angin dari bumi"
"mungkinkan kita berada dilangit antara malikat malaikat yang kekal"
(malam malam.. 01.09)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda